Monday, January 6, 2020

Mengenal Istilah Dalam Pengujian Tarik (Tensile Test) Material



Setiap benda atau bahan tentunya memiliki karakteristik yang berbeda seperti kekerasan, ketebalan, kelenturan dan lainnya. Nah, untuk menganalisa semua sifat material atau bahan tersebut maka harus dilakukan pengujian sesuai dengan parameter yang ingin diketahui.
Salah satu jenis pengujian yang paling umum dilakukan adalah pengujian tarik (tensile test). Jenis pengujian ini bisa dilakukan untuk berbagai material seperti baja, besi, garmen dan lainnya. Sangat cocok untuk berbagai jenis industri seperti pipe, sparepart, konveksi pakaian, dan sebagainya.
Prinsip dasar dari pengujian ini adalah mesin uji memberikan gaya tarik yang kuat pada material atau benda yang diuji, nantinya data-data dan nilai pengujian akan terlihat pada monitor yang sudah terinstall software khusus untuk uji tarik ini.
Pada mesin uji tarik bisa diatur maksimal tarikan, bahkan bisa sampai material putus tergantung keinginan dari operator atau orang yang melakukan pengujian. Nantinya, nilai pengujian tersebut akan dianalisa dan menjadi salah satu parameter dalam menentukan standar kelayakan.
Ada 2 jenis material yang harus dipanaskan terlebih dahulu sebelum diuji yaitu logam dan rubber karena tingkat kekerasan dan elastisitasnya berbeda.
Penggunaan Hukum Hooke (Hooke’s Laws) pada Uji Tarik
Uji tarik memiliki prinsip dasar dari hukum hooke (hooke’s law) dimana regangan (strain) dan rasio tegangan (stress) adalah konstan.
Stress (σ) = Beban (F) : Luas Penampang Bahan (A)
Strain(ε) = Pertambahan Panjang (ΔL) : Panjang Awal bahan (L)
Sehingga hubungan dari strain dan stress dapat dirumuskan menjadi :
E = σ/ ε
Beberapa Istilah pada Uji Tarik
Derajat Kelentingan (Resilience)
Biasanya dijadikan kapasitas/volume suatu bahan untuk menyerap energi dalam fase plastis. Derajat kelentingan juga sering disebut Modulus Kelentingan (Modulus of Resilience) yang memiliki satuan strain energy per unit volume (joule/m3 atau Pa).
Kelenturan (Ductility)
Merupakan sifat material yang menunjukkan derajat deformasi plastis yang terjadi pada saat material belum putus pada saat uji tarik.
Pengerasan Regang ( Strain Hardening)
Sifat suatu material yang ditandai dengan nilai naiknya tegangan berbanding dengan tegangan setelah memasuki fase plastis.
Derajat Ketangguhan (toughness)
Kapasitas atau volume suatu bahan untuk menyerap energi pada fase plastis sampai bahan atau material tersebut putus.
Regangan Sejati dan Tegangan Sejati (True Strain dan True Stress)
Regangan dan tegangan berdasarkan luas penampang bahan yang didapat secara real time
Batas Proporsional σp (proportional limit)
Batas minimal dari hukum hooke atau batas dimana hukum hooke ini masih bisa ditolerir
Tegangan Luluh Atas σuy (upper yield stress)
Tegangan maksimum sebelum daerah landing benar-benar memasuki fase plastis
Tegangan Luluh Bawah σiy (lower yield stress)
Tegangan minimum sebelum landing memasuki daerah fase plastis
Regangan Luluh εy (yield strain)
Regangan yang bersifat permanen ketika bahan akan memasuki fase plastis
Regangan Elastis εe (elastic strain)
Regangan yang terjadi akibat perubahan elastis pada material
Tegangan Tarik Maksimum (Ultimate Tensile Strength)
Besar tegangan maksimum yang dihasilkan pada uji tarik
Kekuatan Patah (Breaking Strength)
Besar tegangan ketika material yang diuji patah / putus
Mesin pengujian untuk melakukan uji tarik ini disebut Universal Testing Machine (UTM).  Jika Anda ingin membeli mesin pengujian ini silakan kunjungi website ini : Testingindonesia.com

Previous Post
First

0 comments: